-PANDORA KEY’S-5

Standar

Bagian 5

“Some memories are the best forgotten” –Momento (2000)–

-Prev-

“Eomma katakan padaku kenapa kau tidak bertunangan dengan Appa??? Kenapa kau bersikap seolah tidak saling mengenal.”

Hening…

Tidak ada lagi suara setelah itu. Heechul merasakan tubuhnya menjadi kaku. Bahkan untuk bernafas saja ia tidak bisa.

Ketakutannya menjadi kenyataan. Yeosin akan mengingat tentang pertunangan itu dan… haruskah ia senang??? Bagaimana jika gadis itu semakin membencinya.

Heechul menarik nafasnya. Ia memilih untuk dilupakan gadis itu selamanya dari pada melihat tatapan benci gadis itu padanya.

Siapa Sulli sebenarnya… kenapa gadis itu tau banyak rahasianya dan Yeosin.

>>deson<<

“Apa kau sudah gila!!!” Seru Seohyun tidak percaya saat Yeosin mengatakan bahwa ia tidak akan melakukan hal yang disuruh oleh Heechul.

“Aku rela jika Prof Goo memberiku nila D.” ucap Yeosin

Sulli yang memperhatikan pertengkaran kecil hanya bisa mengerutkan keningnya tidak mengerti.

“Yeosin-ah apa kau mau mengulang mata kuliah itu???”

Yeosin menggeleng, “Tanpa bantuan darinya aku bisa mendapatkan nilai A+. Yang penting aku tidak mau berhubungan dengan dia.”

“Kau benar-benar gila.” Seohyun mendecak kesal, “Apa penjahat itu mencuci otakmu atau otakmu terganggu karena obat-obat dari Dokter Shin???”

“Aku tidak mau karena dia seorang A…” Yeosin mengunci mulutnya saat matanya menatap Sulli. Gadis itu tidak boleh tau siapa Heechul sebenarnya. Itulah mengapa gadis itu ada bersamanya, “lupakan.”

“Appa seorang agen KNI… aku sudah tau kok…” ucap Sulli saat ingat cerita dari Taemin tentang Heechul.

Yeosin menatap Sulli tapi gadis itu sibuk menyantap sarapannya. Bagaimana gadis itu tau tentang Heechul. Hufft… ia benar-benar di buat oleh gadis kecil itu.

“Dia anggota KNI???” tanya Seohyun kaget, “pantas saja aku merasa familiar dengannya.”

Yeosin menggangguk pasrah, “Aku tidak ingin berhubungan dengan anggota KNI dan sejenisnya, kau sudah tau kan alasannya.”

Seohyun menggangguk, “Aku mengerti.”

“Kenapa?? Aku tidak mengerti?” ucap Sulli sambil menatap Seohyun dan Yeosin, “Kenapa jika Appa agen KNI?”

>>deson<<

Namhee tersenyum puas saat ia mentap dirinya di cermin. Ia baru saja mendapat kabar bahwa ia diterima menjadi treeine baru KNI. Ia akan masuk KIA atau Killer intelegent Academy. Ia berhasil mendapatkan identitas dengan mencuri kartu tanda penduduk seorang yang bunuh diri. Dengan sedikit sentuhan foto di kartu itu menjadi tidak terlihat jelas. Ia lalu pergi ke bagian kependudukan untuk meminta kartu yang baru. Tanpa curiga sedikitpun mereka membuatkan kartu baru dengan foto Namhee.

Namhee tersenyum melihat nametag barunya. Lee Taemin.

Namhee menatap dirinya di cermin sekali lagi, “Appa… sampai jumpa di tempat latihan. Lihatlah aku juga bisa menjadi sepertimu.” Ucap Namhee penuh percaya diri.

Namhee membereskan alat-alatnya. Ia melihat alat GPS milik Yeohee. Ia tersenyum. Adiknya tidak boleh tau tentang rencana ini. Meski mereka hanya berpaut 10 menit tapi Yeohee adalah kunci terakhir yang harus di selamatkan jika misinya gagal.

Kita tidak akan pernah tau apa yang akan terjadi di masa depan. Oleh karena itu ia menyapkan ribuan rencana,

Namhee membuka alat GPS Yeohee. Ia sudah memperbaiki alat itu dan mengganti bagian yang rusak. Ia membuka folder foto lalu menatap foto keluarga mereka..

“Appa, Eomma, Yeohee… aku pasti akan menemukannya.” Namhee mengusap wajah kedua orang tuanya, “Tunggulah, sebentar lagi aku kan pulang.”

>>deson<<

“Siapa kau??” Tanya Heechul pada pemuda yang baru keluar dari apartermen Hankyung. Pemuda diam membatu, “Bukannya Hankyung pulang ke China beberapa bulan yang lalu.”

Pemuda itu membalikan badannya dan menurunkan topinya.

“Annyeonghaeso, Lee Taemin imnida. Aku pelajar yang menyewa kamar ini selama Hankyung Hyung pergi.”

Heechul memperhatikan anak itu sesaat. Heechul bisa melihat pin KIA di belakang jaketnya. Ia mengamati wajah anak itu dan memasukan kedalam memori otaknya. Semakin ia menatap anak itu semakin famliar wajah anak lelaki itu bukan karena wajahnya yang bisa di katakan cantik tapi ia merasa…

“Ada yang ingin ada tanyakan lagi….” tanya anak itu melihat tatapan aneh Heechul.

“Kim Heechul.” Heechul memperhatikan anak itu sesaat, “Aku tinggal disini.”

“Senang bertemu denganmu, Kim Heechul-ssi.”

“Senang bertemu denganmu juga.” Heechul lalu menutup pintu apartermennya, “Aku duluan.”

Heechul melangkahkan kakinya keluar apartermen. Meninggalkan Taemin yang masih menatapnya penuh haru, “seperti itukah ayahku dulu?”

>>deson<<

Heechul masuk kedalam mobilnya lalu mengambil ponselnya. Ia mengetikan kode lalu menghubungi seseorang. Dalam dua nada tunggu sambungan terangkat, “Hankyung~ah… apa kau menyewakan kamarmu???”

“Tidak?” Hening Heechul berkerut, “Tidak apa-apa maaf mengganggu.”

Heechul memutus sambungan lalu menatap anak laki-laki baru itu yang keluar dari apartermen mewah itu dengan tatapan menyelidik.

Heechul kemudian menekan angka 9 di ponselnya, “Kyuhyun-ah bisa kau selidiki Murid KIA yang bernama Lee Taemin. Secepatnya.”

Heechul menutup sambungannya kemudian menstrater mobilnya dan meninggalkan anak laki-laki itu berjalan di belakangnya tertinggal jauh.

>>deson<<

Yeosin menatap wajahnya di cermin berkali-kali. Ia melihat jam dindingnya lalu akan menghela nafas panjang kemudian membenarkan riasanannya.

“Eomma kau kenapa?? Kau begitu senang?” Tanya Sulli yang aneh dengan tingkah Yeosin.

Yeosin menjawab dengan cengiran lebar.

Tting ttong…

Yeosin langsung berlari menuju pintu dan langsung memeluk Jiyong dengan mesra.

“Bogosipoyo” ucap Yeosin sambil menarik Jiyong masuk kedalam

Sulli melihat hal itu hanya bisa terdiam syok. Ia tidak pernah melihat ibunya dekat dengan pria selain dengan ayahnya. Tangannya terkepal saat melihat itu.

“Apa dia gadis yang kau ceritakan??” tanya Jiyong sambil memperhatikan gadis itu. mengakui bahwa gadis itu mirip dengan Yeosin. Potongan rambutnya. Matanya. Bahkan cara mengekspresikan rasa tidak sukanya pun sama.

“Iya biarkan saja dia.” Yeosin mengalungkan tangannya di leher Jiyong

“Eomma~” Sulli menarik tangan Yeosin dan Jiyong.

“Ya~ sudah kukatakan berkali-kali aku bukan Eomma-mu.” Ucap Yeosin.

Sulli mengigit bibirnya dengan mata berkaca-kaca, “Eomma…” ia lalu berlari keluar.

“Bahkan cara menangisnya pun mirip.” Gumam Jiyong.

“Aishhh… anak itu membuatku gila.” Yeosin menghempaskan tubuhnya ke sofa.

>>deson<<

Yonghwa sedang berkutat dengan mesin-mesin dan kabel ketika seseorang mengalungkan tangannya di lehernya. Ia tersenyum saat mencium parfum khas itu. Ia menaruh kacamata tiga dimensinya.

“Hyun~~~” Yonghwa menarik tangan Seohyun lebih dekat lagi dengannya, ia tidak percaya bila gadis itu di hadapannya sekarang, “Kenapa kau ada disini?”

Yonghwa menarik Seohyun lalu mendudukannya di atas mejanya. Lalu mendongkakkan wajahnya.

“Apa aku boleh berkerja disini?” Seohyun menatap Yonghwa lalu menudukan wajanya agar bisa meraih bibir Yonghwa yang sedang duduk di kursi.

“Ehmmm…”

Yonghwa dan Seohyun langsung melepaskan diri satu sama lain. Seohyun langsung turun dari meja sambil menundukan wajahnya.

“Kau tau sesama anggota KNI tidak boleh saling menjalin hubungan khusus.”

Yonghwa menggaruk kepalanya yang tidak gatal, “Hyung ada apa kau kemari?”

Heechul menatap Seohyun sesaat, “Tidak usah pura-pura. Aku tau kau sudah tau siapa aku sebenarnya.” Seohyun menoleh lalu memanyunkan bibirnya, ia tidak suka cara Heechul menatapnya, “Oppa mu sedang menunggumu dan jangan mengganggu orang yang sedang berkerja.”

Seohyun menatap Heechul dengan tatapan sebal. Ia mengambil tasnya sambil menggerutu dengan tidak jelas.

“Setelah bertemu dengan Oppamu, pergilah keruanganku.” Ucap Heechul sebelum Seohyun pergi.

“Kenapa dia bisa masuk kemari Hyung?” tanya Yonghwa masih penasaran dengan kemunculan Seohyun.

Heechul berjalan memutar meja lalu duduk dihadapan Yonghwa, “Jungsoo ingin mengintrograsinya tentang penangkapan di Seoul Hall. Karena ia adik In-Guk makanya ia bisa bebas bergerak.”

“Kenapa Seohyun yang diintrograsi? Bukankah Yeosin diculik?” tanya Yonghwa, “Kenapa kalian tidak mengintrogasinya?”

“Sulit. Kita harus mendapat izin dari ayahnya. Han Yonghoon melakukan penjagaan eksra ketat disekeliling gadis itu. Meski mereka hanya diijinkan berjaga di radius 20 meter. Tapi tetap saja susah untuk mendekatinya.”

“Radius 20 meter??” ucap Yonghwa tidak percaya, “bagaimana jika ada orang lain yang bisa menyusup tanpa sepengetahuan pengawalnya?”

“Itulah yang kutakutkan. Tapi kau tenang, ada seseorang yang menjaganya dari dekat.” Ucap Heechul tenang.

“Hyung apa kau masih menyukai gadis itu?” ucap Yonghwa membuat Heechul salah tingkah, “Apa kau ingin kembali ke masalalu dan memperbaiki kesalahanmu. Aku punya sebuah alat penjelajah waktu… kau bisa ke masa itu dan kau bisa …”

“Aku tidak mau menjadi kelinci percobaanmu.”

Yonghwa mendengus kecewa.

“Aku ingin memintamu untuk membuatkan sebuah alat untukku.”

“Apa???”

“Sebuah alat navigasi untuk selalu memantau keberadaan seseorang tanpa menggunakan satelit.”

Yonghwa menatap Heechul tidak percaya. Pria itu memang senang membuatnya gila dengan permintaan yang aneh.

>>deson<<

Seohyun berjalan menuju tempat latihan kakanya. Ia harus menghindari beberapa orang sedang berlatih bela diri. Ia bergedik saat mereka mencoba menjatuhkan lawan tandingnya. Ia heran kenapa In-Guk sangat menggilai pekerjaannya dan begitu berjuang untuk masuk KNI.

Seohyun melihat In-Guk sedang melatih seorang anak remaja.

“Oppa~” In-Guk menoleh dan membuat pria itu oleng dan akhirnya serangannya di patahkan oleh anak kecil itu.

“Aishhh…” In-Guk mendengus kesal

Seohyun terkekeh melihat kekalahan In-Guk. Mata Seohyun kemudian tertarik ke anak yang menjadi tandingan In-Guk. Anak itu mengelap keringatnya dengan punggung tangannya. Ia juga tersenyum dan membungkuk saat melihat Seohyun.

“Ayo keruanganku.” Ucap In-Guk membuat Seohyun melepaskan pandangannya dari anak itu.

Seohyun menoleh kebelakang dan melihat anak itu lagi. Ia benar-benar tidak salah melihat. Anak itu mirip dengan Sulli dengan kata lain anak itu mirip dengan Yeosin dan Heechul. Ah~~ anak itu seperti Heechul versi muda.

“Siapa dia?” Seohyun mengimbangi jalan In-Guk.

“Lee Taemin, dia treeine di bawah mengawasanku.”

>>deson<<

“Kau dari mana?” tanya Yeosin saat melihat Seohyun dengan wajah berbinar.

“Aku menemui In-Guk Oppa, dan menjelaskan membatalan kontrakmu dengan Heechul. dan juga…” Seohyun mengedarkan pandangannya, “Dimana Sulli??”

“Dia pergi.”

“Pergi???” ucap Seohyun tidak percaya, “kau tau tadi di KNI aku melihat seorang anak pria yang mirip dengannya. Dia seperti Heechul dalam bentuk lebih muda dan juga aku ingat kebiasaanmu yang selalu mengelap keringat dengan punggung tangan. Dia juga melakukan yang sama.”

Yeosin mendengarkan penjelasan Seohyun dengan tidak semangat. Ia masih memikirkan kemana perginya Sulli. Gadis itu tidak pernah pergi keluar apartermen sedikitpun. Siapapun gadis itu, gadis itu dalam keadaan berbahaya. Tidak boleh ada yang tau gadis itu sedang bersamanya terlebih gadis itu mengetahui rahasia dirinya dan Heechul dan entah berapa rahasia lagi yang tidak ia ketahui dari gadis itu.

“Aku heran kenapa wajahmu sangat pasaran, ada berapa orang lagi didunia ini yang mirip denganmu. Apa Tuhan sudah kehabisan ide untuk membuat wajah lain yang sedikit berbeda.”

“Aku harus pergi.” Yeosin tidak mempedulikan ucapan Seohyun. Ia harus menemukan Sulli secepatnya, sebelum ia terlibat kedalam masalah yang semakin rumit.

>>deson<<

Namhee kaget saat melihat alat GPSnya. Yeohee ada di dekat gedung KNI. Ia lalu segera menyelesaikan tugasnya dan berlari menemui Yeohee.

Ia melihat Yeohee sedang menangis sambil memeluk lututnya. Gadis itu tidak memakai jaket, hanya kaos tipis dan sendal rumahh. Musim dingin sudah berlalu tapi udara masih terlalu dingin.

“Yeohee-ya…” Namhee mendekati adiknya.

Yeohee mengangkat kepalanya, “Oppa~”

Yeohee langsung memeluk Namhee sambil terus menangis.

“Kenapa kau ada disini dengan pakaian seperti ini?” tanya Namhee

“Aku benci Eomma.” Ucap Yeohee sambil menunduk

Namhee mengedarkan pandangannya kesekeliling, “Terlalu berbahaya bagimu disini. Ayo pulang.”

Yeohee menggeleng, “Shirooo… Aku ingin bersamamu.”

Namhee mendecak, “Tidak bisa.”

“Aku ingin pulang kerumah. Aku ingin pulang.” rengek Yeohee.

Namhee memeluk Yeohee, “tunggulah sebentar lagi.”

Namhee membenarkan gendongannya. Yeohee masih menangis di punggungnya. Mereka terus berjalan. Untung saja apartermen yang ia tempati tidak jauh dari gedung KNI.

“Oppa kenapa Eomma berpacaran dengan penyanyi itu. Kenapa Eomma begitu memujanya. Aku tidak pernah berpikir bahwa mereka pernah berpacaran sebelumnya. Oppa apa kita benar-benar anak mereka. Apa mereka benar-benar akan menikah?” rutut Yeohee

“Mereka terlihat berbeda. Seperti saling tidak mengenal. Mereka juga tidak melakukan apa-apa. Apa benar Appa sangat mencintai Eomma. Apa Eomma juga mencintai Appa?”

“Kita tidak bisa mengetahui isi hati mereka. Hanya mereka yang tau.”

“Tapi bagaimana jika terus begini?” keluh Yeohee, “ini tanggal berapa?? Tidak lama lagi kita akan lahir. Jika mereka tidak menikah bagaimana kita bisa lahir. Atau kita lahir karena ketidaksengajaan tapi bagaimana bisa jika mereka tetap seperti ini.”

Namhee menurunkan gendongannya, “ini rumah Appa.”

Yeohee menatap pintu apartermen itu sejenak, “Oppa~”

“Kenapa kau tidak menjadi mak comblang mereka?” ucap Namhee saat membuat Yeohee mengerutkan keningnya, “Bukankah kau ingin melihat mereka bersama. Buatlah mereka bersama. Aku akan melakukan tugasku.”

“Oppa~”

“Kau mau membantu oppa kan?”

Yeohee menggagguk.

Namhee tersenyum kemudian memencet bel apartermen

>>deson<<

Heechul menatap berkas-berkas tentang tetangga kecilnya Lee Taemin. Ia dari keluarga biasa tidak ada darah seorang tentara, Polisi bahkan agen. Dia hanya seorang anak dari pengusaha kue beras terkenal di Seoul.

Heechul lalu mengamati nilai tes Taemin. Heechul akui bahwa anak itu cukup jenius dalam bidang tekhnologi tapi payah dalam fisik. Nilainya sempurna tanpa cacat. Hanya… Heechul mengamati foto Taemin dari kecil hingga sekarang ada perubahan yang mencolok apalagi di poto terakhir.

Tting ttong…

Heechul mengerutkan keningnya. Ia tidak mempunyai janji bertemu dengan siapapun. Ia membereskan dokumen-dokumen rahasianya kemudian menyimpan dalam brangkas.

Heechul melihat tetangga kecilnya didepan pintu rumahnya.

“Apa kau mengenal gadis itu. Dia mengatakan bahwa dia ingin bertemu denganmu.”

Heechul menatap gadis yang sedang menunduk itu, “Sulli-ah…”

Sulli menggangkat wajahnya. Wajahnya memerah karena tangis dan cuaca dingin.

“Apa yang kau lakukan disini? mana Yeosin??” Heechul mengedarkan pandangannya, “masuklah…”

Heechul menatap Taemin sesaat, dia tau rahasia kecilnya, “Kau juga masuklah kerumahmu.”

Heechul merasakan tubuh Sulli yang panas. Ia memengang kening Sullli yang juga panas. Ia mendecak saat melihat penampilan Sulli yang acak-acakan dan memprihatinkan.

“Appa…” Sulli memeluk Heechul, “Jangan tinggalkan aku bersama Eomma lagi.”

Heechul membalas pelukan Sulli.

Heechul menatap Sulli yang tertidur pulas di kasurnya. Demamnya tidak kunjung turun meski ia sudah mengompresnya. Heechul tidak tau harus berbuat apa lagi. Tubuh Sulli semakin memucat.

Ia mengambil ponselnya kemudian menghubingi Yeosin.

“Yeosin-ssi…” Heechul menghela nafas sesaat, “Sulli ada di rumahku, dia demam dan aku tidak tau cara merawatnya. Bisakah kau kemari.”

Heechul menunggu jawaban dari Yeosin sambil menahan nafasnya.

>>deson<<

Yeosin tidak yakin jika Sulli akan kerumah Heechul. Ia mengurungkan niatnya saat melihat gedung apartermen Heechul yang menjulang tinggi, apartermen paling mewah yang ada di Seoul. Ia tidak yakin untuk bertemu dengan pria itu. Ia takut jika ia bertemu dengan pria itu ia akan mengingat kenangan itu.

“Noona…”

“Taemin-ah.” Yeosin menatap pemuda itu dengan senang, “Kau sedang apa disini?”

“Rumahku disini.” ucap Taemin, “Kau??”

Yeosin menatap Taemin ragu-ragu, “Apa kau melihat seorang gadis kira-kira seumuran denganmu berkeliaran disini dengan sendal rumah.”

“Yeohhhh…” taemin mengigit bibirnya, “Yeoja??”

“Iya… kau lihat??”

Taemin menggangguk, “aku melihat seorang gadis menangis. Dia menanyakan rumah Kim Heechul dan aku mengantarnya ke rumahnya.”

Kali ini Yeosin yang mengigit bibirnya. Dugaannya benar, gadis itu pergi mencari Heechul.

“Kau kenapa Noona???”

Yeosin menggeleng, “Tidak aku tidak apa-apa.”

Drtttt… drttt…

Yeosin merogoh sakunya. Nama Heechul tertera dilayar ponselnya.

“Yobseyo…”

Yeosin mendengar suara Heechul, untuk pertama kalinya setelah satu bulan setelah ia mengingat siapa pria itu sebenarnya.

“Arraso… aku akan kesana.” Yeosin kemudian menutup ponselnya.

Yeosin menarik nafasnya panjang, “Taemin-ah… aku harus pergi. Sampai jumpa.”

Taemin menggagguk.

“Noona…” teriak Taemin membuat Yeosin menoleh.

“Apa kita akan bertemu lagi??”

Yeosin mengerutkan keningnya.

“Apa kita mempunyai takdir untuk bertemu? Atau kita akan bertemu dalam ketidaksengajaan atau kebetulan?”

Yeosin tersenyum, “Tidak ada yang kebetulan didunia ini. Semuanya ini terjadi pasti ada alasannya. Meski tidak semuanya tau alasannya.”

Taemin tersenyum mendengar kata-kata Yeosin, “Noona… sampai jumpa.”

>>deson<<

Heechul memperhatikan Yeosin yang tertidur sambil duduk. Gadis itu tidak berkata apapun padanya sejak pertama kali datang. Ia terus mengompres Sulli dengan telaten hingga ia akhirnya ia terjatuh tidur.

Heechul menggendong Yeosin lalu membaringkannya di sebelah Sulli. Ia menyingkirkan anak rambut Yeosin yang menutupi wajanya.

Heechul menatap Yeosin dan Sulli bergantian. Mereka mirip. Heechul seperti melihat Yeosin dalam usia tujuhbelas tahun dan duapuluh dua tahun. Heechul menghela nafas panjang. Sandainya ia bisa pergi ke masa lalu…ia ingin memperbaiki kesalahan.

“Mungkin aku harus mencoba alat Yonghwa suatu hari nanti.” Heechul terkekeh, “sepertinya tidak mungkin. Lalu bagaimana jika aku tidak mau melepasmu lagi.”

Ia lalu mematikan lampu dan pergi meninggalkan mereka

>>deson<<

Yeosin kaget saat ia mendapati tubuhnya berada diatas ranjang. Ia mengang kening Sulli, “sudah tidak panas.”

Yeosin lalu turun dan keluar dari kamar. Ia melihat Heechul tertidur di sofa sambil memengang sebuah kertas. Ia mencibir, pria itu masih workholic. Bahkan ia memilih masih tetap berkerja meski di rumah.

Yeosin mengedarkan pandangannya dan kemudian tertuju pada sebuah lemari. Ia mendekati pria itu dan kaget saat melihat benda yang tidak asing dimatanya.

Ia melihat hadiah-hadiah yang dulu di berikannya untuk Heechul. Pria itu masih menyimpan dengan sangat rapih.

Yeosin membuka kotak yang ada di antara hadiah-hadiah itu. Ia melihat puluhan surat yang dulu dikirimnya. Ia selalu mengirim surat saat Heechul mempunyai tugas lapangan dan tidak bisa di hubungi. Mereka saling mengirimi surat di bulan-bulan pertama sebelum kencan buta itu. surat-surat yang membuatnya jatuh cinta bahkan pada orang yang belum pernah ia lihat.

Yeosin mengambil fotonya dan Joongki saat kencan pertama. Ia memaksa Joongki untuk berfoto, ia berbicara tanpa henti dan tidak membiarkan Joongki bicara.

Yeosin melihat tulisan di ujung pojok foto.

Apakah dia akan tersenyum jika aku yang berada disana? Apakah dia akan tersenyum jika tau dia bukan aku?

Yeosin melihat fotonya sendiri. Entah darimana pria itu mendapatkan fotonya.

Yeosin membaca tulisan di belakang fotonya.

Tanpa sadar aku selalu menunggu surat darinya dan aku bingung apa yang harus kutulis di suratku. Otakku serasa mati. Ini lebih susah dari pada ujian masuk KIA dan KNI. Apa ini yang namanya jatuh cinta??

“Yeosin-ssi.”

Suara Heechul membuat Yeosin menjatuhkan kotak yang ada di tangannya. Ia langsung memunguti surat-surat itu dan memasukan kembali kedalam kotak berserta hadiah-hadiahnya dulu.

“Apa yang kau lakukan?”

“Kau harus membuangnya.” Yeosin hendak membuang kotak itu ke tempat sampah ketika Heechul menahan tangannya, “kau tidak berhak menyentuh barang-barangku.”

Yeosin menepis tangan Heechul.

“Biar barang-barang itu tetap disana.” Ucap Heechul

“Untuk apa?” Yeosin mendorong kotak itu ke dada Heechul, “untuk kenang-kenangan bahwa kau pernah mempermainkan perasaanku?”

Heechul menggeleng lalu menaruh kotak itu di lemarinya. “Mianhae… mianhae… aku tidak bermaksud untuk…”

“Aku sudah berusaha untuk melupakanmu, Kim Heechul-ssi. Aku tidak ingin melihat dirimu lagi. Aku tidak ingin berurusan denganmu.” Yeosin mendorong Heechul agar menyinggir dari hadapannya.

Heechul menggenggam tangan Yeosin lalu mengarahkan kedadanya. Yeosin bisa merasakan sebuah benda di dada Heechul.

Heechul mengeluarkan kalung yang bersembunyi di balik kaosnya. Yeosin menatap cincin yang menggantung di leher Heechul. Ia bisa melihat ukiran namanya dan Heechul disana.

“Maafkan aku karena tidak bisa memilih antara kau dan perkerjaan. Aku menyesal.” ucap Heechul.

“Maafkan aku Kim Heechul-ssi” Yeosin merasakan matanya perih. Ia terharu melihat Heechul masih menyimpan cincin pertunangan mereka. Tapi tidak berarti ia bisa mudah memaafkan Heechul. Yeosin melepaskan tangannya, “tapi hubungan kita hanya sekedar masa lalu yang pahit.”

Yeosin melangkahkan kakinya keluar apartermen Heechul tanpa berniat untuk menoleh pada Heechul lagi.

>>deson<<

Yeohee melihat dengan jelas pertengkaran Yeosin dan Heechul. Ini pertama kalinya ia melihat pertengkaran orang tuanya, hatinya menjadi sakit. Ia marah kenapa tidak bisa membuat mereka berdamai.

Yeohee memeluk lututnya sendiri lalu menangis.

“Kenapa kau menangis?” Heechul menghampirinya.

“Aku menangis karena kebodohanmu.” Cerutunya, “Jika kau mencintainya harusnya kau mengatakan padanya. Harusnya kau mempertahankannya. Harusnya kau membuat dia mencintaimu juga dan yang terpenting kau harus melakukannya. Bukan hanya melihat ke masalalu dan melihat dia dalam bayang-bayang.”

Heechul tertegun mendengar gadis muda itu, “kau…”

“Aku tidak ingin melihat dia dengan pria itu. Aku tidak suka. Kau harus merebutnya. Kau harus menunjukan bahwa kau mencintainya.”

Gadis itu kemudian kembali menangis.

TBC…



About zizijameela

cew yang suka nonton film dari actions ampe komedi ini juga hobi nulis,jalan'' dan baca buku suka bertemen apalagi ama anak yang gokil alias nyleneh..he..he Fobia sama yang namanya g punya duit,suka histeris kalau lihat dompet kosong sering amnesia mendadak waktu makan dan jajan alias suka lupa bayar.... koleksi dvd korea udah kaya koleksi baju,hunting cow keren sama temen-temen kuliah buat ngilangin strez,sedang hobi banget dengan dunia galau alias galauwerzzz sejati.hehehehehe #dan belum sembuh sampai saat ini emhhhh mungkin akan jadi keajaiban dunia jika ada yang bisa nyembuhin ??????/

Tinggalkan komentar